Bandara Kulon Progo Rawan Tsunami, Pemerintah siapkan mitigasi
Asisten Deputi Bidang Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Kemenko Maritim Rahman Hidayat mengatakan lokasi bandara baru di Kulon Progo memang berpotensi tsunami. Namun bukan berarti pemerintah harus pasrah. Pemerintah telah melakukan kajian termasuk soal mitigasi bencana.
“Kita itu diberi berkah daerah potensi gempa dan tsunami, tapi bukan berarti harus pasrah. Kalau kita dengan Jepang hampir samalah, jika mereka bisa kenapa kita tidak?” katanya dalam konferensi pers di University Club UGM
Rahman mengatakan, sebelum groundbreaking New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Kulon Progo, pemerintah sudah mengetahui NYIA berpotensi tsunami. Namun saat ini isu tersebut hanya dimanfaatkan pihak yang tak sepakat dengan pembangunan bandara.
Sebelum groundbreaking, NYIA di Kulon Progo oleh Kemenko Maritim dan sejumlah instansi terkait sudah didiskusikan potensi bencananya. Untuk itu pihaknya diminta melakukan kajian, untuk melakukan mitigasi bencana tsunami di kawasan itu.
“Itu sudah ditugaskan juga oleh pemerintah pusat untuk melakukan kajian itu. Artinya bahwa bandara dibangun sudah satu paket dengan mitigasinya,” tambahnya.
Rahman menerangkan, workshop yang digelar di University Club UGM kali ini diharapkan dapat memberikan solusi, terkait ancaman tsunami terhadap NYIA di Kulon Progo. Hasil workshop ini nantinya akan pihaknya laporkan ke pimpinan di Jakarta.
“Workshop ini buktinya pemerintah hadir, negara ini hadir. Masukan (workshop) di sini akan kami laporkan, akan kami bawa ke pimpinan di atas,” tuturnya.
Terkait opsi mitigasi tsunami NYIA di Kulon Progo, Rahman mengatakan saat ini baru muncul sejumlah opsi. Belum ada keputusan mitigasi apa yang bakal diterapkan.
“Kalau ditanya detail (mitigasi), ini masih opsi. Misal 8,5 (skala richter) potensi gempa, sehingga (muncul) gelombang 10 meter. Nah, ini yang harus dikombinasi, misalnya dengan rekayasa ruang dengan bukit-bukit pasir,” pungkasnya.
(bgs/bgs)